Selasa, 07 Juli 2015

BAB KATA

KATA MENURUT EYD (Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan)

A. Kata dasar. Ditulis sebagai satu kesatuan
B. Kata turunan
  1. Ditulis serangkai dengan kata dasarnya: dikelola, permainan
  2. Imbuhan ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya, tapi unsur gabungan kata ditulis terpisah jika hanya mendapat awalan atau akhiran: bertanggung jawab, garis bawahi
  3. Imbuhan dan unsur gabungan kata ditulis serangkai jika mendapat awalan dan akhiran sekaligus: pertanggungjawaban
  4. Ditulis serangkai jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi: adipati, narapidana
  5. Diberi tanda hubung jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital: non-Indonesia
  6. Ditulis terpisah jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar: maha esa, maha pengasih
C. Bentuk ulang. Ditulis lengkap dengan tanda hubung: anak-anak, sayur-mayur
D. Gabungan kata
  1. Ditulis terpisah antarunsurnya: duta besar, kambing hitam
  2. Dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan untuk mencegah kesalahan pengertian: alat pandang-dengar, anak-istri saya
  3. Ditulis serangkai untuk 47 pengecualian: acapkali, adakalanya, akhirulkalam, alhamdulillah, astagfirullah, bagaimana, barangkali, bilamana, bismillah, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, darmasiswa, dukacita, halalbihalal, hulubalang, kacamata, kasatmata, kepada, keratabasa, kilometer, manakala, manasuka, mangkubumi, matahari, olahraga, padahal, paramasastra, peribahasa, puspawarna, radioaktif, sastramarga, saputangan, saripati, sebagaimana, sediakala, segitiga, sekalipun, silaturahmi, sukacita, sukarela, sukaria, syahbandar, titimangsa, wasalam
E. Suku kata - Pemenggalan kata
  1. Kata dasar
    1. Di antara dua vokal berurutan di tengah kata (diftong tidak pernah diceraikan): ma-in.
    2. Sebelum huruf konsonan yang diapit dua vokal di tengah kata: ba-pak.
    3. Di antara dua konsonan yang berurutan di tengah kata: man-di.
    4. Di antara konsonan pertama dan kedua pada tiga konsonan yang berurutan di tengah kata: ul-tra.
  2. Kata berimbuhan: Sesudah awalan atau sebelum akhiran: me-rasa-kan.
  3. Gabungan kata: Di antara unsur pembentuknya: bi-o-gra-fi
F. Kata depan. di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali daripada, kepada, kesampingkan, keluar, kemari, terkemuka
G. Partikel
  1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya: betulkah, bacalah
  2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya: apa pun, satu kali pun
  3. Partikel pun ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya untuk adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun
H. Singkatan dan akronim
  1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik: A.S. Kramawijaya, M.B.A.
  2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik: DPR, SMA
  3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik: dst., hlm.
  4. Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf diikuti tanda titik pada setiap huruf: a.n., s.d.
  5. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik: cm, Cu
  6. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital: ABRI, PASI
  7. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital: Akabri, Iwapi
  8. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil: pemilu, tilang
I. Angka dan lambang bilangan. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor yang lazimnya ditulis dengan angka Arab atau angka Romawi.
  1. Fungsi
    1. menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi (ii) satuan waktu (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas,
    2. melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat,
    3. menomori bagian karangan dan ayat kitab suci,
  2. Penulisan
    1. Lambang bilangan utuh dan pecahan dengan huruf
    2. Lambang bilangan tingkat
    3. Lambang bilangan yang mendapat akhiran -an
    4. Ditulis dengan huruf jika dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan
    5. Ditulis dengan huruf jika terletak di awal kalimat. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat
    6. Dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca bagi bilangan utuh yang besar
    7. Tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi
    8. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat
J. Kata ganti
  1. Ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya: kusapa, kauberi
  2. Ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya: bukuku, miliknya
K. Kata sandang. si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya: sang Kancil, si pengirim
Demikian Semoga bermanfaat!!
https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/EYD 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar